Parodi Judul-Judul Buku

Parodi Judul Buku
(Talk Show)

Suatu ketika saya diminta merancang acara untuk dipertunjukkan oleh rekan-rekan editor pada perayaan ulang tahun perusahaan. Saya hanya punya waktu satu malam. Sore itu, ketika teman-teman lain termenung dan tertawa-tawa dalam acara tirakatan, saya membolak-balik katalog buku Kanisius. Tiba-tiba saja judul-judul buku itu berkelindan sendiri dan menjadi sebuah cerita. Aha! Saya dapat ide. Malam itu saya tidak tidur. Paginya, jadilah teks di bawah ini. Semua teks yang ditebalkan adalah judul buku yang diterbitkan oleh Kanisius.

A.

Selamat siang para pemirsa yang berbahagia. Salam sejahtera dan salam perbukuan untuk Anda semua. Pada kesempatan ini saya, Penyiar Radio Profesional, mengajak Anda untuk berkenalan lebih jauh dengan seorang pengusaha sukses di bidang penerbitan dan percetakan.

Para pemirsa, inilah Bapak Lawing!

B.

Thank You-Terima Kasih! Hello-Halo para pemirsa tercinta!

B.

Mbak Penyiar Radio Profesional, saya senang mendengar Kalau Perempuan Angkat Bicara. Merdunya seperti Nusantara Bernyanyi.

A.

Pak Lawing, suara saya biasa-biasa saja kok.

B.

Ah, Mbak Penyiar, Mengapa Rendah Diri? Rasa Malu Sebagai Hambatan Kemajuan, lho. Ayo, Mbak, Tampilkan Jati Dirimu! Mungkin baik bila Anda mulai Belajar Menyanyi dengan Not Balok. Atau sesekali bermain Suling Bambu?

B.

I'm Sorry-Maaf, Mbak Penyiar. Wajah Anda cantik. Saya perhatikan Anda. Sejuk. Seperti Romo Mangun di Mata Para Sahabat. Apalagi dengan Puspa Ragam Busana yang Anda kenakan sekarang, dari Aneka Krah, Aneka Blus, Aneka Gaun, Aneka Rok Bawah, dan Model dan Pola Pakaian Santai … Anda bagaikan Aneka Makanan Ringan dan Manisan Buah-buahan. Perempuan dan Politik Tubuh Fantastis! Your Face sungguh-sungguh Your Destiny, lho, Mbak.

A.

Ah, Pak Lawing ini seperti Dak Dut yang Nakal. Saya ikut dalam Gerakan Anti Kekerasan terhadap Perempuan, lho Pak Lawing.

B.

Oh, I'm Sorry-Maaf. Wah, Mengapa Saya Merasa Tidak Enak? Sekali lagi I'm Sorry-Maaf, ya Mbak Penyiar Radio Profesional. Memaafkan itu Kekuatan yang Membebaskan, lho. Dan Please-Tolong anggaplah omongan saya hanya sebagai Fakta Jenaka untuk Anak-Anak.

A.

Pak Lawing, sudah berapa lama Anda terjun ke dalam usaha penerbitan dan percetakan?

B.

81 tahun.

A.

Wah, sudah tua sekali Anda, ya?

B.

Tua-tua keladi. Makin tua makin menjadi. J

A.

Apa yang Anda lakukan sebelum ini?

B.

Saya dulu petani yang sukses. Saya pernah Bertanam Salak, Bertanam Cabai, Budi Daya Bekicot. Saya bahkan Membuat Gerabah dan Membuat Bak Bambu Semen sendiri. Semuanya sukses, dan itu karena saya membaca buku terbitan Kanisius. Usaha saya yang paling berhasil adalah waktu saya Usaha Ikan di Lahan Pekarangan. Saya sangat berterima kasih kepada pengarang buku itu. Mudah-mudahan beliau saat ini juga sedang mendengarkan acara kita ini.

A.

Lho? Pekarangan?

B.

Ya. Pekarangan. Saya Membangun dan Menghuni Rumah di Lerengan. Kebetulan di belakang Rumah Sederhana saya, masih tersisa pekarangan seluas kira-kira 20 hektar. Satu-satunya usaha yang gagal adalah waktu saya mencoba usaha Temulawak. Mengherankan. Katanya Temulawak, tapi kok saya tidak bertemu dengan satu pelawak pun! Saya hentikan saja usaha itu. Belakangan ini saya mencoba Memelihara Ayam Kampung. Sekarang sedang sibuk membuat kandangnya, membelah bambu, dan mencari Kolom Beton Bertulang bekas bongkaran bangunan kantor.

A.

Lalu, apa yang terjadi sehingga Anda banting setir berganti usaha?

B.

Ini sebuah cobaan dalam Meniti Roda Kehidupan yang membuat saya terpaksa Beriman dalam Himpitan Zaman. Kalau ingat peristiwa itu, saya suka meneteskan Mata Air Bulan.

Begini, Mbak. Hidup saya saat itu sebetulnya Berlimpah Namun Gersang. Saya jadi sering berPerilaku Abnormal. Sampai suatu ketika saya kebablasen Mengkritisi Polisi. Kontan, saya diseret ke Pangadilane Ratu. Saya mencoba membela diri dengan berkata, Biarkan Kami Bicara! Tapi akhirnya saya harus menerima keputusan Hakim yang Bijaksana. Itulah saat saya mengalami Kekalahan Manusia Petani. Saya bangkrut total dan terpaksa mencari makan dengan menarik Cikar Bobrok.

A.

Kisah yang mengharukan. Lalu?

B.

Saya tidak habis pikir. Setiap detik saya mengalami Pergulatan Intelektual dalam Era Kegelisahan. Sampai-sampai saya menderita Insomnia, Gangguan Sulit Tidur. Saya merasa Hurt-Sakit Hati, Lonely-Rasa Sepi, Sad-Sedih, sekaligus juga Angry-Marah, dan Afraid-Takut. Akibatnya, saya mudah merasa Jealous-Iri Hati. Pokoknya, ada 7 Dosa Pokok. Saya bertanya-tanya dalam hati, "Derita: Kutuk atau Rahmat?" Saya mulai ragu pada Tuhan. Itulah Saat Tuhan Tiada. Setiap kali berdoa, saya berkata, "Tuhan, I Love You I Hate You." Ya, saya Menggugat Tuhan.

A.

Anda berjuang sendiri dalam pergulatan itu?

B.

Tidak. Berkat Resep saka Si Gundhul, saya mulai Berfilsafat, Sebuah Langkah Awal, terus berpikir tentang apa yang ada Di Balik Kemiskinan dan Kemakmuran. Saya mulai jarang makan, paling sesekali mengunyah nasi dan Sayur Lodeh Kehidupan. Kedua kaki saya mengambil Langkah-Langkah Peradaban yang kemudian membuat saya kerap melakukan Ziarah Peradaban ke makam-makam keramat. Berkat Resep saka Si Gundhul jugalah saya mulai belajar Teologi Mistik. Akhirnya setelah mendalami 18 Sikap Doa dan 22 Metode Renungan, saya berhasil mempelajari ilmu kanuragan Semar Mencari Raga yang membuat saya bisa memahami Doa Binatang.

A.

Ck ck ck. Luar biasa!

B.

Sayangnya, ada efek sampingya. Saya mulai sering Merenung Sambil Tersenyum, Tersenyum Sambil Merenung.

A.

I'm Sorry-Maaf, dengan kata lain, Anda pernah kenthir, ya Pak Lawing?

B.

Yah, itulah Pernik-Pernik Kehidupan. Syukurlah, dengan pertolongan Saudari Bumi Saudara Manusia, tak lama kemudian saya dibawa pada Awal Persahabatan dengan Kitab Suci dan segera memperoleh Pijar Peradaban Manusia. Saya mengerti Paham Allah. Saya berhasil Menemukan Tuhan dalam Segala Sesuatu. Mulailah saya memahami tentang Penghayatan Agama yang Otentik dan tidak Otentik. Agama saya pun Agama yang Berpijak dan Berpihak. Saya memperoleh Penyembuhan Luka-Luka Batin. Dan tiba-tiba saja dalam diri saya tumbuh semangat kuat. Saya Ingin Membayar Hutang kepada Rakyat. Saya mendambakan suatu Kegembiraan yang Tak Dapat Dirampas Orang, sehingga saya tidak perlu lagi menderita Stres Tanpa Distres. Saya inginkan Bunga-Bunga Kebahagiaan.

A.

Tapi, mengapa Anda memilih bisnis di bidang penerbitan dan percetakan?

B.

Nah, yang ini memang tidak mudah, butuh Iman dan Perasaan, dan juga Art of Choosing, Seni Memilih antara Roh Baik dan Roh Jahat. Tapi, pada prinsipnya, saya yakin bahwa Buku Membangun Kualitas Bangsa. Saya mau jadi penerbit. Memang ada risikonya. Kalau dulu sebagai petani saya hidup Berlimpah Namun Gersang, maka kini sebagai orang penerbitan saya sering was-was Bila Sumber Mengering, terutama sumber mata pencaharian.

A.

Pak Lawing, menurut Anda, apa kiranya kiat-kiat keberhasilan Anda?

B

Hmm, sebetulnya ini Secrets of Life. Tapi, baiklah, saya dapat memberikan beberapa Rahasia Kecil Kehidupan. Pertama-tama adalah menguasai Teknik Mengarang. Kedua, Anda haruslah seorang seniman, yang terampil dalam Seni Menuangkan Gagasan, Seni Menggayakan Kalimat, dan Seni Menerjemahkan.

Kemudian, Rahasia Kecil Keberhasilan adalah Gagasan yang Menjadi Peristiwa.

Segala cita-cita dan gagasan baik tidak akan berarti kalau tidak diwujudkan. Yang juga penting adalah Berguru Pengalaman Bertemu Kesuksesan. Perlu dilakukan Training SDM yang Efektif, Komunikasi Antar Pribadi, dan kesempatan yang diberikan untuk Berbasa-basi Sejenak antara atasan dan bawahan dan antarpekerja sendiri. Tapi, awas, jangan mudah tergoda untuk menjadi Sejenak Bijak. Lha, bijak kok cuma sejenak? Yang lama, dong.

A.

Pak Lawing, berdasarkan pengalaman Bapak sendiri, apa saja persoalan terbesar yang dihadapi dalam usaha penerbitan dan percetakan?

B.

Persoalan terbesar? Yang pasti jadi masalah adalah Interpersonal Conflicts at Work-Konflik Interpersonal di Tempat Kerja. Nyaris kapan saja dan di mana saja terjadi konflik. Terutama tantangan untuk pemimpin perusahaan adalah bagaimana caranya Coping with Aggressive Behaviour: Mengatasi Perilaku Agresif, di samping tindakan preventif untuk Mencegah Kecelakaan Pekerja dalam Pembangunan. Hmm … tapi persoalan terbesar ya tentang Bagaimana Menghadapi Orang Sulit. Persoalan yang satu ini bisa membuat kambuh Penyakit Maag dan Gangguan Pencernakan, yang kadang sakitnya melebihi Sakitnya Melahirkan Demokrasi. Tok tok tok. Kiko Perlu Bantuan, Pak. Tok tok tok. Nil Nil Sakit Gigi, Pak. Tok tok tok. Kera yang Sok Pandai … Nah, ini dia. Yang macam terakhir inilah yang sering bikin tidur saya tidak nyenyak. Syukurlah masih ada karyawan yang seperti Polo Si Sopan atau Lolo yang Baik Hati. Perasaan hati pun jadi ringan ketika menyaksikan Keluarga Pipit yang Bahagia. O, ya. Entah yang bikin pusing, entah yang bikin sejuk, semua itu penting agar saya bisa tetap Bercermin di Kalbu Rakyat. Tanpa itu, mustahil rasanya saya dan perusahaan saya Hidup Sukses dan Bahagia.

A.

Baiklah. Saya setuju dengan Pak Lawing. Omong-omong, upaya apakah yang sedang Pak Lawing lakukan sekarang ini di perusahaan?

B.

Saya sedang melakukan Reformasi dan Transformasi ruangan kerja. Tembok-tembok di antara kamar-kamar dibobol sehingga terbentuk Lubang Hitam Kebudayaan dan suasana kerja para karyawan lebih terbuka.

A.

Tujuannya?

B.

Effective Teamwork dan Empowering People, dong. Sekarang Dari Inem Pelayan Sakti sampai Manajer Profesional semua ada di satu ruangan. Semuanya terbuka. Tidak ada lagi yang bisa melakukan Bisikan Cinta Tersembunyi. Suasana baru ini, saya yakin, dapat memberikan Pandangan Baru Internal Audit dan Mengembangkan Kreativitas dalam Organisasi.

Tata Usaha dan Kearsipan, Surat-menyurat dalam Perkantoran, dan Administrasi Kepegawaian menjadi lebih praktis. Yang mangkir atau datang telat bisa langsung ketahuan. Dan semua kamar kini dilengkapi AC. Sst, jangan bilang-bilang ya, di samping supaya udara kerja lebih nyaman, sebetulnya ini juga untuk memulihkan wibawa papan yang bertulisan "Dilarang Merokok di Tempat Kerja (Pimpinan)". Sekian tahun dipasang, sekian tahun pula dicuekin. Saya sudah melihat beberapa perokok kelas berat bolak-balik hilir mudik keluar masuk ruangan kerja. Kasihan sebetulnya, tapi tidak ada cara lain agar mereka mengurangi Polusi Air dan Udara dan tergerak untuk memper­hatikan Kesehatan Keluarga dan Lingkungan serta Merawat dan Berbagi Kehidupan. Sebagai pelengkap kenyamanan, saya pun sudah menempatkan Enam Tempayan Air untuk minum karyawan.

A.

Apakah pembobolan itu tidak membahayakan struktur gedung?

B.

O, tidak, karena itu dikerjakan dengan memperhatikan Pola Struktural dan Teknik Bangunan di Indonesia, Tata Ruang, Ilmu Bahan Bangunan, dan dihitung dengan Tabel Profil Konstruksi Baja. Bahkan secara keseluruhan proyek ini sudah selaras dengan Perancangan Kota secara Terpadu dan Dasar-Dasar Eko-Arsitektur. Hanya saja ada sedikit masalah tentang Konstruksi Perabot Kayu yang kurang sesuai. Lain waktu, saya akan menugaskan orang untuk mempelajari Teknik Mendesain Perabot yang Benar.

A.

Pak Lawing, untuk masa depan bisnis penerbitan, Anda punya visi apa?

B.

Pertanyaan yang baik, Mbak Penyiar Radio Profesional.

Milenium Ketiga: Bencana atau Harapan? Itu persoalan­nya. Kita harus sadar negeri kita belum lepas dari Jejak-Jejak Krisis di Asia. Kita harus waspada terhadap Politik Bisnis Internasional. Meskipun kita punya Visi dan Agenda Reformasi, toh Indikator Ekonomi—baik Ekonomi Makro maupun Ekonomi Mikro—mengisyaratkan agar kita mencermati Politik Penguasa dan Siasat Pemoeda, terutama Penguasa Ekonomi dan Siasat Penguasa Tionghoa. Kita harus Cerdik Seperti Ular, dan tidak berhenti berjuang Menuju Masyarakat Komunikatif dan Menuju Masyarakat Partisipatif, apalagi negeri kita masih dikuasai oleh Birokrasi nan Pongah.

A.

Bagaimana pengaruh demokratisasi terhadap usaha Anda?

B.

Demokrasi, Semudah Ucapankah?

A.

Hehehe …

B.

Mbak Menertawakan Romo Koko?

A.

Terakhir, Pak Lawing. Suatu saat estafet akan Anda teruskan kepada orang-orang muda yang kini di bawah pimpinan Anda. Adakah amanat yang akan Anda sampaikan kepada mereka?

B.

Amanat? Untuk orang-orang muda? Hmm … sebetulnya mereka lebih butuh nasihat. Tapi, ya, saya punya sedikit Inspirasi Kerja bagi Para Eksekutif Muda. Yang pertama adalah Berpikir dan Bertindak Positif. Optimalkanlah Fungsi Rasio dan Fungsi Kritik. Salah satu Kiat Hidup Sukses adalah sedapat mungkin Mengubah Tanpa Kekerasan. Waspada Sebelum Celaka. Ingatlah akibatnya Bila Malas Belajar. Jadilah orang yang berani, Bukan Pengecut. Jangan sampai Celaka Karena Lalai. Pertimbangkan baik-baik Ruginya Berbohong, terutama Karena Ingkar Janji. Dalam setiap kesempatan, berusahalah mengembangkan Sopan Santun dalam Pergaulan dengan memperhatikan Etika Komunikasi Kantor, Etiket dan Pergaulan, Etika Dasar, Etika Bisnis, Etika Sosial, dan Etika Bisnis Konstruksi. Jangan hanyut dalam Spiritualitas Kaum Muda zaman sekarang yang inginnya Kecil Bahagia, Muda Foya-Foya, Tua Kaya Raya, Mati Maunya Masuk Surga.

Khususnya bagi Anda yang masih lajang, peganglah Moralitas Kaum Muda menurut Panduan Hidup dan Cinta Muda-Mudi Katolik. Anda Dilahirkan untuk Mencinta, tapi berhati-hatilah terhadap Cinta Selayang Pandang. Jangan baru sekali pandang sudah langsung melayangkan surat cinta. Dan camkanlah baik-baik bahwa Expansive Marriage bukan berarti kawin dengan cara ekspansi ke istri dan suami orang lain meskipun istri dan suami orang lain mungkin tampak sebagai Jemaat Vital dan Menarik. Dan sebaiknya menahan diri untuk tidak mulai Mengajar Metode Ovulasi Billings kepada teman atau pacar sebelum Anda menikahinya. Akhirnya, dengan semangat Cinta Tak Bersyarat dan Cinta yang Total, mari kita tingkatkan Kiat Sukses Bergaul dan Kiat Berpacaran dalam menyongsong Pembangunan Jangka Panjang Tahap Ketiga.

A.

Terima kasih, Pak Lawing.

B.

Eh … satu lagi. Courage to Change. Anda harus berani berubah dan mengubah. Dan satu lagi … Bersiaplah Sewaktu-waktu Engkau Dibutuhkan. Dan masih satu lagi … Berhati-hatilah Sewaktu-waktu Engkau Dipecat. Dan …

A.

I'm Sorry-Maaf, Pak Lawing, tapi waktu kita sudah habis.

Para pemirsa yang budiman, sekian acara bincang-bincang kali ini. Terima kasih buat Mas Agung, Santyo, Petrus, Kristianto, Windu, dan rekan-rekan Pemasaran yang supercerewet sekaligus supercerdas, yang menjadi sumber inspirasi acara ini. Untung Hidup Itu Lucu dan Indah. Dan Victi. Dan Pak Hendra.

***

Comments

Anonymous said…
menarik mas. salam kenal ya

Popular Posts